Pernahkah kita mencoba merefleksi diri, mungkin terkadang diri kita, hidup kita, apa yang kita lakukan, ternyata terpusat pada sesuatu atau seseorang? Jangan samakan dengan termotivasi ya. :p
Pada barang misalnya, merasa tidak percaya diri jika tidak mengenakan barang-barang mahal, merasa tidak modern jika belum menonton film-film terupdate; pada teman misalnya, melakukan segala sesuatu harus bersama-sama, menutup diri pada lingkungan baru padahal sesungguhnya kita bisa menjaga keduanya berjalan seimbang; pada sekolah misalnya, sehingga terlalu mengobsesikan diri pada prestasi, lupa bahwa tujuan sekolah yang sebenarnya adalah untuk belajar; pada diri sendiri misalnya, merasa bahwa dirinya adalah orang paling bermasalah di dunia; dan masih banyak lagi. Mungkin artis, mungkin orang tua, mungkin pacar, mungkin kepopuleran. Well, yang perlu kita sadari, semua itu adalah pusat yang tidak stabil. Kita selalu berpikir itulah jati diri, tapi sebenarnya tidak lebih dari 'candu'.
Tapi ada satu pusat yang sejati. Prinsip. Prinsip tidaklah religius. Prinsip tidaklah pro barat atau pro timur, bukan milikku atau milikmu. Prinsip berlaku bagi semua, universal. Kasih itu prinsip. Kejujuran itu prinsip. Tanggung jawab itu prinsip. Rasa syukur itu prinsip. Kerja keras, saling menghormati, dan masih banyak prinsip yang mungkin kita tahu. Hanya saja, terkadang sering muncul suatu kesalahan pemahaman, seperti bahwa apa yang dianut/dilakukan oleh banyak orang, itulah prinsip. Apa yang bisa menguntungkan bagiku, itulah prinsip.
Jadi mana yang benar? Di bawah ini adalah kutipan dari salah satu buku yang pernah aku baca. Meski tidak semudah membacanya, setidaknya aku harap tulisan ini bisa membantu kita untuk lebih memahami prinsip yang sebenarnya. Melaksanakannya? Tergantung niat, kawan. :)
Dunia Membutuhkan Orang - Orang ...
yang perkataan-perkataannya bisa diandalkan
yang lebih menghargai karakter daripada kekayaan
yang mempunyai pendapat sendiri dan berkemauan keras
yang lebih besar dari jabatannya
yang tidak gentar untuk mengambil resiko
yang tidak kehilangan individualitasnya dalam kumpulan massa
yang jujur terhadap soal-soal yang kecil maupun besar
yang tidak berkompromi dengan yang jahat
yang tidak memikirkan kepentingannya sendiri saja
yang tidak mengatakan bahwa mereka melakukan sesuatu karena 'tiap orang melakukannya'
yang setia kepada kawan-kawannya dalam keadaan susah maupun senang
yang tidak percaya bahwa kelicikan, keras kepala, dan tipu muslihat adalah cara-cara untuk mencapai sukses
yang tidak malu atau takut untuk berpegang pada kebenaran meskipun tidak populer
yang dapatberkata 'TIDAK' dengan tegas meskipun seluruh dunia berkata 'YA'
How? :) Kita masih sama-sama belajar kok, jadi (aku merasa) tidak ada salahnya aku share apa yang menurutku mungkin bisa membawa barang sedikit pencerahan. Happy self-reflecting.
"Dunia Membutuhkan Orang-Orang..." diambil dari "Angin Barat Angin Timur"
by : Ellean 'J'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar