"Begitu banyak yang telah diberikan kepada saya. Saya tidak punya waktu untuk menyesali apa yang tidak saya miliki."
-Hellen Keller-
Judul di atas aku ambil dari sebuah judul chapter di salah satu komik favoritku, Bleach. Not perfect is good. Aku benar-benar suka dengan kata-kata itu, karena pada kenyataannya memang tidak ada seorang pun di dunia ini yang sempurna. Setiap orang pasti mempunyai kekurangan di balik kelebihannya, entah itu dalam hal fisik, mental, material, atau dalam hal yang lain. Hanya saja, terkadang kita kurang bersyukur dengan apa yang kita miliki. Dan aku termasuk di dalamnya. Dulu (setidaknya). Hahaha... :D
Tapi tidak demikian setelah aku membaca sebuah buku, novel tepatnya, yang sangat istimewa buatku. Buku itu (tulisan-tulisan di dalamnya maksudku) benar-benar bisa mencelekkan mataku. Mencelekkan itu membuka lebar-lebar kalau ada yang tidak tau bahasa Jawa. >.< Benar-benar membantuku mengubah pandanganku menjadi lebih baik tentang menjalani hidup dan juga tentang diriku dan relasi terhadap orang-orang lain maupun terhadap hal-hal di sekitarku. Walaupun tidak secara instan, tapi aku mencoba untuk banyak belajar dan berusaha mengubah diri (kebiasaan-kebiasaan buruk tentunya). Sampai sekarang buku itu masih sering aku baca, apalagi ketika aku benar-benar memerlukan pertolongan untuk diriku sendiri. :)
O iya, dan apa yang aku tuliskan di sini tidak lebih dari sekedar ingin berbagi dari apa yang selama ini aku baca dan aku pelajari. Apa yang mampu membuatku mengubah cara pandangku yang lama terhadap diriku sendiri menjadi selalu berusaha untuk tidak memvonis diri ataupun menutup diri dari segala kemungkinan yang ada (beraaat boo bahasanya :D). Pernah ada beberapa dari teman-teman yang sangat aku sayangi berkata padaku seperti ini, "Aku tidak akan bisa" , "Aku ini orang cacat, kalau aku tidak berbohong, mana ada yang mau berteman denganku?" , "Mana ada yang membutuhkan orang seperti aku?!" , dan sebagainya. Rasanya mata, kuping dan hatiku ini jadi gemas. Itulah latar belakangku menulis ini. Jadi jangan berpikir bahwa aku ingin menggurui ya (bagi siapa pun yang membaca). Peace... ^^v
Tertulis begini oleh penulisnya (novel yang aku bilang istimewa tadi), Sean Covey,
"Kekuranganmu, sesungguhnya adalah berkat yang tersembunyi di dalam dirimu.".
Nah lho?!! Padahal sejauh ini kita kebanyakan pasti berpikir untuk membenci saja kekurangan-kekurangan kita, menutup-nutupinya, bahkan jadi minder karenanya. Perlu waktu yang cukup lama buat aku menyadarinya. Padahal jauh sebelum aku membaca buku itu, aku pernah membaca kata-kata seorang tokoh manga di salah satu komik kesukaanku (yang lain dari yang aku sebut di awal tadi) yang berbau demikian. Begini katanya,
"Tidak ada waktu untuk mengharapkan hal-hal yang tidak kita miliki. Kita cuma bisa mencari jalan terbaik buat bertarung sesuai kemampuan yang kita miliki buat seumur hidup kita.(Yoichi Hiruma, Eyeshield21)".
Mirip, ya, dengan kata-kata Hellen Keller di awal tulisan ini. ;) Yaa, mungkin saja penulis terinspirasi oleh beliau. Mau tau bagaimana karakter Hiruma? Lihat gambar di bawah ini.
Kiri, Hiruma saat serius. Kanan, Hiruma saat keluar devilnya. :p |
Tampangnya memang sedikit agak mengerikan. Tapi hampir semua kata-katanya di sepanjang alur cerita komik itu tidak ada yang tidak aku suka. Itulah yang membuat aku begitu nge-fans padanya. Back to topic! :)
Bagaimana bisa mengatakan bahwa kelemahan merupakan berkat tersembunyi? Tentu saja bisa. Tanpa memiliki kekurangan, seseorang akan menjadi terlalu sombong, enggan berusaha, dan akhirnya menjadi tidak berkembang karena merasa dirinya telah sempurna atau jauh di atas orang-orang lain yang dia anggap kurang darinya. Dan yang terpenting, dia tidak sungguh-sungguh kuat walaupun terlihat demikian.
Setiap orang memiliki hak yang sama untuk bermimpi dan meraih mimpi itu. Hanya saja jalannya tidak selalu sama. Jadi ingat Kim Tak Goo deh, pemeran utama dari sebuah drama Korea yang baru-baru ini tampil di layar kaca. Tapi sekarang sudah tamat. Begini katanya pada seseorang yang memvonisnya bahwa dia tidak akan bisa mengalahkan lawannya yang telah ahli membuat roti dan jauh lebih berpengalaman di bidang itu, "Tolong jangan pernah katakan tidak bisa sebelum aku memulainya (untuk mencoba)". Jika memiliki kekurangan, maka hapuslah kata "minder" dari hati dan otak, lantas gantilah dengan kata "berjuang". Berhentilah menutup diri. Berhenti memvonis diri tidak mampu, karena jika terus-menerus seperti itu, maka akan jadi seperti itulah diri kita. Siapa yang mau? Aku rasa semuanya juga tidak ingin. Aku tidak mengatakan bahwa hal itu mudah. Tapi berusaha itu tetap akan menjadi lebih baik daripada tidak berusaha sama sekali.
"Yang tragis adalah orang yang seumur hidupnya tidak pernah mengerahkan seluruh kemampuan maksimalnya.",
begitulah kata Arnold Bennett, seorang penulis. Baca saja kutipan kata-kata dari seorang penulis sajak, Douglas Malloch, berikut,
"Pohon yang tidak pernah harus berjuang mendapatkan sinar matahari, langit, udara, dan terang, tetapi berdiri di udara terbuka kehujanan, dan selalu kebagian hujan, tidak pernah menjadi raja hutan, melainkan hidup dan mati percuma... Kayu yang baik tidaklah tumbuh dengan mudah, semakin kencang anginnya, semakin kuat pohon-pohonnya."
Wew, benar-benar kata-kata yang dalam. Dan kata-kata ini sungguh berlaku bagi siapa pun, tidak peduli dalam kategori apa kekurangan yang kita miliki, material, mental, fisik, bakat, dan yang lainnya, semoga kata-kata di atas bisa menjadi pemacu semangat. Kalau masih belum yakin, coba saja buka di internet mengenai biografi tentang orang-orang yang sukses dalam kekurangannya.
Mm... Aku masih mempunyai satu lagi kutipan dari salah satu karakter dari manga yang sering aku baca (lagi-lagi manga. :p). Kata-kata ini dia tujukan kepada lawannya yang telah kalah bertempur dengannya karena terlalu memuja kesempurnaan, menganggap apa yang diciptakannya, dilakukannya, telah sempurna. Agak keras, sih, tapi coba pahami makna yang tersirat di dalamnya.
"Di dunia ini tidak ada yang sempurna. Mungkin itu adalah kata-kata basi, tapi itu FAKTA. Karena itu orang-orang biasa memuja 'kesempurnaan' dan menginginkannya. Tapi apa makna 'kesempurnaan'? Tak ada. Tak ada satupun. Aku benci 'kesempurnaan'. Tak ada yang melebihi 'kesempurnaan'. Di sana tak ada ruang untuk kreativitas. Jadi tak ada celah untuk dimasuki oleh kebijaksanaan dan bakat. Kau paham? Bagi kita para ilmuwan, 'kesempurnaan' adalah 'keputus-asaan'. (Mayuri Kurotsuchi, Bleach)
Ekspresi Mayuri Kurotsuchi waktu mengatakan filsafatnya. >.< |
Kok ngeri-ngeri ya, ih, tokoh-tokoh manga yang menyampaikan kata-kata bijak seperti itu? Jangan menilai isi hanya dari sampulnya. Hehe...
Dia berkata seperti itu dalam kondisi sebagai ilmuwan. Tapi aku sangat setuju dengan makna dari kata-katanya itu (padahal aku bukan ilmuwan. Hahaha... :D). Tidak ada yang melebihi kesempurnaan. Memang kalau sudah sempurna, terus mau mencapai apalagi, aku kan sudah punya semuanya? Pemikiran seperti itu yang akan terlintas. Artinya, langkah kita sudah cukup sampai di situ saja. Tidak akan ada lagi perjuangan. Dan akhirnya kita mentok, tidak akan lebih berkembang untuk menjadi lebih baik lagi.
Dengan memiliki kekurangan kita tidak akan mudah berpuas diri. Dengan memiliki kekurangan kita akan lebih menghargai arti sebuah perjuangan. Dengan memiliki kekurangan kita akan belajar untuk menghargai dan menerima diri sendiri dan orang lain. Dengan memiliki kekurangan kita akan mulai belajar membuka diri terhadap hal-hal baru dan positif dalam diri kita maupun lingkungan. Karena kekurangan itulah yang akan menjadi kekuatan tersembunyi bagi kita untuk terus berusaha meraih apa yang kita impikan, menggapai diri seperti yang kita inginkan. Inilah yang dimaksud dengan 'berkat tersembunyi dalam kekurangan yang dimiliki' dan seharusnya memang begitu, bukan malah minder atau berputus asa.
Menurutku, tidak ada sesuatu pun yang diciptakan oleh Tuhan itu tanpa alasan. Bersyukur atas kelebihan yang dimiliki itu sudah biasa. Tapi mampu bersyukur atas kekurangan yang kita miliki, itulah luar biasa. Bagaimana caranya? Tentu saja dengan memanfaatkan kelebihan yang dimiliki., bukan sebagai suatu kesombongan, tetapi sebagai sesuatu yang harus dipertanggungjawabkan. Dan yang terpenting, mampu menjadikan kekurangan sebagai kekuatan dan pemacu semangat untuk terus berjuang yang terbaik dari diri kita, bertanggung jawab atas hidup dan diri kita, dan mampu menjadi pribadi yang benar-benar tangguh. Itulah hidup yang sesungguhnya. Jadi, memang not perfect is good kan? :)
By : Ellean "J"
@wow amazing
BalasHapusMakacih :))
BalasHapusbetul, aku selalu ingat ucapan mayuri kurotsuchi
BalasHapus