Welcome to the Unordinary Writings.

These ain't just about writing...

Senin, 30 Juli 2012

KESALAHAN KATA YANG TERLANJUR FAMILIAR

       



   Dalam kehidupan sehari-hari, aku banyak menemukan penggunaan kata yang tidak semestinya, namun sudah terlanjur familiar di masyarakat. Bahkan sering bermunculan juga di lirik-lirik lagu atau iklan, sehingga bisa saja menimbulkan kesalahan pemahaman bagi mereka yang melihat, membaca, ataupun mendengarnya, sedangkan mereka meyakini bahwa penggunaan kata itu sudah benar. Dengan tidak bermaksud merasa sempurna atau menggurui, aku ingin menunjukkan beberapa kata yang kurang tepat dalam penggunaannya namun sudah terbiasa digunakan dalam pembicaraan sehari-hari di masyarakat kita, beserta makna atau penulisan yang benar berdasarkan pengetahuan yang aku dapat. Selamat menyimak. :)

      Kesalahan yang paling sering aku temui adalah kata 'acuh'. Kebanyakan orang mengartikan kata 'acuh' adalah 'tidak peduli'. Entah dalam puisi-puisi yang dibuat, serangkaian kata yang menjadi kalimat indah, lirik lagu, dan sebagainya. Padahal, apabila dilihat di Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata 'acuh' yang benar adalah 'peduli'. Jadi, jelaslah salah jika menggunakan kata 'acuh' tersebut untuk menggantikan kata 'tidak peduli'.

      Kemudian kata 'berpetualang'. Penulisan kata 'berpetualang' itu kurang tepat. Yang benar adalah 'bertualang'. Kok bisa? Pasti ada yang bertanya-tanya demikian.
      Dalam kaidah Bahasa Indonesia, terdapat aturan sebagai berikut, bahwa untuk prefiks 'ber-' terhadap kata dasar yang berawalan huruf 't', maka langsung ditambahkan saja. Contoh pada kata bertani, berasal dari kata dasar 'tani' yang diberi prefiks 'ber-'. Atau pada kata bertekad, berasal dari kata dasar 'tekad' yang diberi prefiks 'ber-'. Begitu juga pada kata bertualang, adalah kata dasar 'tualang' yang diberi imbuhan 'ber-'. Mungkin terdengar asing (atau dalam hal ini terlihat ya, soalnya kalian kan membaca :p), tapi memang itulah yang benar. Karena jika kita menggunakan kata berpetualang, 'berpe-' bukanlah termasuk imbuhan yang benar (coba saja diterapkan ke kata dasar lain yang serupa dengan tualang, pasti akan terdengar aneh dan tidak bermakna). Petualang juga bukan kata dasar, kan? Karena petualang adalah kata dasar 'tualang' yang mendapat imbuhan 'pe-' sehingga menjadi bentuk kata benda.

      Lalu apalagi yaaa...??? (think :D) Oh iya, penggunaan kata bergeming. Mari kita lihat KBBI (ceritanya lagi buka kamus)! Apakah arti kata geming? Ternyata artinya adalah 'tidak bergerak', diam. Padahal, tidak sedikit orang memahami bahwa kata 'tidak bergeming' adalah 'tidak bergerak', sedangkan yang benar jika kata-kata 'tidak bergeming' digunakan dalam kalimat, maka artinya menjadi tidak tidak bergerak alias ya bergerak. :D

     Pernahkah kamu mendengar pertanyaan ini di toko-toko, seringkali dilontarkan oleh pembeli kepada karyawan toko atau penjualnya,"Mbak, ada HANDBODY C*tr*?" Lalu mbak karyawannya menjawab,"Oh, ada, Bu". Tapi kemudian, apakah yang diberikan karyawan itu sesuai dengan yang diminta si pembeli? Tidak. Yang diberikan adalah lotion. Dan anehnya, si pembeli juga tidak protes. :D
     Jelaslah bahwa arti 'handbody' adalah 'tangan dan tubuh', tapi dalam khalayak ramai, aku masih sering mendengar kata-kata itu diucapkan oleh orang yang ingin membeli 'lotion'. Jadi, kata 'handbody' telah bergeser maknanya menjadi 'lotion', dan terlanjur familiar digunakan padahal tidak tepat.
     Aku mulai menyadari hal ini waktu diberitahu guru bahasa Inggris-ku waktu masih duduk di kelas 1 SMP. (Haha... Sama saja ternyata :P) Tapi sejak saat itu aku mulai membiasakan untuk mengucapkan kata lotion saat akan membeli lotion, dan bukan handbody.

     Kesalahan kata juga aku temukan pada kata 'merubah'. 'Merubah' itu salah lho, yang benar adalah 'mengubah'. Let me explain. Dalam aturan Bahasa Indonesia, untuk prefiks 'me-' apabila diikuti dengan kata dasar yang diawali huruf vokal (a,i,u,e,o), maka ia menjadi 'meng-' bukan 'mer-'. Jadi yang benar itu mengubah, dari kata dasar ubah diberi prefiks 'me-'. Contoh lain, mengusik, dari kata dasar usik mendapat prefiks 'me-', atau mengambil, dari kata dasar ambil mendapat prefiks 'me-'. Coba saja kalau kita menggunakan 'mer-', masa iya jadinya merusik? Atau merambil? Hellowww... ;)
     Jangan pernah berpikir untuk mengubah dunia kalau faktanya kamu masih menggunakan kata 'merubah'. :D

     Pasti kalian pernah juga mendengar kalimat berikut dari para cewek, "Duuuh, sakit perut nih, lagi PMS." Apa sih kepanjangan PMS? Pre Menstrual Syndrome. Apa sih arti kata 'pre'? 'Pre' itu artinya sebelum. Jadi PMS itu artinya sindrom SEBELUM menstruasi. Jadi benarkah kalau nyeri haid kita katakan PMS? Jelas salah! Nyeri haid itu bukan PMS kawan-kawan cantik, karena dia dialami pada saat haid kan. :) PMS itu adalah gejala-gejala sebelum haid, misalnya, nafsu makan meningkat, atau menjadi lebih mudah emosi, badan pegal-pegal, nyeri dada, dan lain-lain, itulah yang dinamakan PMS. Jadi ketika nyeri haid, ya katakan saja nyeri haid, atau dysmenorrhea, tapi tidak perlu diikuti kata-kata 'lagi PMS' karena itu jelas keliru. Waduh, jadi biologis dikit. Gapapa yah. :D

.      Naaah... Baru ingat. Dalam pidato juga sering sekali terjadi kesalahan. Misalnya saja pada kata 'pertama-tama'. Pertama itu bukan kata dasar 'tama' yang mendapat prefiks 'per-' lho. Kata 'pertama' itu memang dari awal sudah demikian. Jadi kata 'pertama-tama' itu tidak tepat.
     Kemudian kalimat '...waktu dan tempat kami persilakan'. Hmm? o.Oa Yang mau dipersilakan berbicara itu, pembicara atau waktu dan tempat? Kalau misalnya Pak Lurah, ya sudah, 'Kepada Bapak Lurah kami persilakan'. Tidak perlu tengahnya diberi 'waktu dan tempat' karena maknanya akan menjadi berbeda.
     Lalu ada lagi. Ini bisa dalam surat atau pidato juga, 'Kepada Bapak/Ibu Kepala Sekolah SMA...'. Jadi itu artinya begini ya, Kepada Bapak/Ibu Kepala SEKOLAH SEKOLAH Menengah Atas... :D Cukuplah begini, Bapak/Ibu Kepala SMA/SMP/SD, itu sudah benar.

     Setiap tanggal 17 Agustus kita memperingati hari kemerdekaan Indonesia. 'Dirgahayu Republik Indonesia ke-67'. Benarkah kalimat tersebut? Ada dua kesalahan dalam satu penempatan. Dan kesalahan terletak pada 'ke-67'. Yang pertma, arti kata dirgahayu adalah panjang umur. Jadi kalau mau menggunakan kata dirgahayu, yang benar adalah 'Dirgahayu Republik Indonesia'. Sudah, begitu saja.
     Lalu kesalahan kedua, jika menggunakan kalimat di atas tadi, Republik Indonesia ke-67, berarti ada Republik Indonesia ke-1, ke-2, ke-3, sampai ke-67 dong. Banyak juga ya Republik Indonesia ternyata. Haha... Jika ingin menggunakan 'ke-67', yang sekiranya benar sebagai berikut, 'Selamat Memperingati Kemerdekaan Indonesia 67 Tahun.' Ya kita pasti bisa lah memperkirakannya sendiri mana yang sekiranya kalimat yang benar, dan mana yang kurang tepat. :)

      Well, untuk sementara, ini dulu yang aku share. Nanti jika ada tambahan lagi (jika aku mendengar atau membaca dan menemukan), akan aku share/update. Atau misalnya dari kawan-kawan ada yang mau menambahkan, bisa juga di kolom komentar. Barangkali aku lupa. Anyway, memang sih, kelihatannya kesalahan-kesalahan ini sepele, tapi tidak ada salahnya kan mencoba membiasakan diri untuk mengucapkan sesuatu dengan benar. Mungkin nanti pemahaman makna dan penggunaan kata yang salah ini, perlahan-lahan bisa kembali pada arti yang benar. ;)
     Let's start from ourself.




By : Ellean "J"

2 komentar: