16 Agustus 2012
Rahasia bangku peron.
Tempat di mana rindu masih menjadi buron,
aku akan menerbangkanmu, dandelion.
7 September 2012
Cintamu selalu menemukanku, pun di lorong gelap.
Bukankah jelas alasanku lebih merindui kunang-kunang dibanding bintang.
12 september 2012
Kita telah menabur asa sepanjang enam penghujan.
Dan satu kecupan memekarkan sebuah jawaban kerinduan.
13 September 2012
Aku belajar menyisipkan namamu di setiap titik embun,
semenjak malam lalu melabuhkan sepasang rindu yang santun.
16 September 2012
Racikan pagi ini, hanya kurang simpul senyummu.
Lalu dalam kelakar yang syahdu,
kita sesap aroma rindu seperti hari lalu.
21 September 2012
Rinduku semalam, masih terkapar di tombol aksara.
Hingga layarku mulai terang, senyumku merekah oleh satu pesan cinta.
26 September 2012
Sekelebat kesejukan bagi perindu abadi, itu mirip hujan barusan, yang kunamai kamu.
1 Oktober 2012
Pertama, kau memperkenalkanku pada hatimu.
Sekarang, aku memperkenalkanmu pada rinduku.
Sempurna.
1 Oktober 2012
Aku telah menyalakan seribu pendar rindu malam ini.
Semoga kau mengenalinya sebagai bintang yang kau pandang.
7 Oktober 2012
Hm... Tak sedingin pagi-pagi yang lalu.
Mungkin rindu mulai melapang menikmat takdir,
atau takdir yang menyerah membiru kalbu.
10 Oktober 2012
Tirai hitam diturunkan.
Tapi peran ini akan tetap kumainkan.
Di atas panggung ambigu, aku bersandiwara tak mengenal rindu.
16 Oktober 2012
Pada tiap jejak tertinggal, bersamanya kucampakkan rindu mengerak.
Tenanglah sayang...
Aku hanya ingin lebih lepas mencumbu pagi.
21 Oktober 2012
Fajar masih terpejam.
Tapi aku yakin, rindu punya naluri kembali pada yang memiliki.
Lewat jalanan lengang ini misalnya.
24 Oktober 2012
Cakra jingga merekah.
Sebentar lagi saja, setidaknya hingga mega berubah keemasan.
Akan kuteguk segala rindu,
sebelum leram.
By : Ellean "J"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar